Brand Archetypes: Pengertian, Fungsi, dan Contohnya
Branding
18 Agu 2024
by Mutualist Creatives
Share Article
Brand perlu menjalin hubungan yang mendalam dan bermakna dengan audiens mereka untuk membangun keaslian, loyalitas, dan kepercayaan. Brand Archetypes menawarkan kerangka kerja yang didasarkan pada psikologi manusia, yang membantu perusahaan Kamu menciptakan hubungan yang bernilai dan berarti.
"Your brand is a story unfolding across all customer touch points."
by Jonah Sachs
Poin Penting
Arketipe (archetype) secara umum berarti ciri khas atau prototipe.
Archetype dalam psikologi Carl Jung adalah jenis kepribadian dasar yang turun-temurun pada manusia.
Brand archetype adalah citra yang mewakili suatu brand berdasarkan 12 jenis pola kepribadian dasar pada manusia.
Archetype terdiri dari 12 jenis, yakni innocent, explorer, sage, hero, outlaw, magician, everyman, lover, jester, caregiver, creator, dan ruler.
Kamu pasti punya seorang teman sekelas yang suka membuat lelucon dan bertingkah lucu. Tingkah laku dan kepribadiannya sering membuatmu tertawa dan merasa terhibur. Ada juga murid yang karismatik dan sering terpilih menjadi ketua kelas. Ia selalu mendapatkan suara terbanyak karena dianggap memiliki kemampuan untuk memimpin. Arahan darinya bisa membuat kelas yang tadinya ribut menjadi tenang dan tertib.
Dalam Brand Archetypes, teman yang suka melucu adalah tipe the jester, sedangkan ketua kelas adalah the ruler. Pertanyaannya, apakah kamu sadar bahwa kepribadian si badut kelas dan ketua kelas mungkin juga mencerminkan ‘kepribadian’ dari merek produk yang kamu gunakan sehari-hari?
Apa Manfaat Brand Archetype untuk Brand?
Setiap brand harus memiliki kepribadian yang konsisten dan autentik agar mudah dikenali, dibedakan, dan diingat oleh konsumen.
Persona yang humanis membuat audiens merasa lebih terhubung, sehingga mereka tidak hanya melihat brand sebagai pabrik yang hanya mencari keuntungan.
Kepribadian pada brand secara keseluruhan disebut sebagai identitas merek (brand identity). Ini mencakup elemen visual seperti warna, pemilihan font, grafik, dan logo; serta elemen tekstual dan audio, seperti slogan, nada bicara, hingga gaya bahasa.
Bagaimana perusahaan menentukan dan memastikan konsistensi personanya? Di sinilah Brand Archetypes berperan penting.
Pengertian Brand Archetype
Brand archetype adalah gambaran yang mewakili suatu merek berdasarkan 12 jenis pola kepribadian dasar pada manusia.
Bagi brand, persona ini berguna untuk menyusun strategi dan menyampaikan pesan dengan cara yang tepat dan konsisten.
Karena brand bukan individu seperti manusia, kepribadiannya ditampilkan secara kolektif melalui berbagai media, seperti unggahan media sosial, logo, papan iklan, podcast, iklan TV, hingga video pendek.
12 Jenis Brand Archetype
Ada 12 arketipe klasik. Arketipe-arketipe ini mencakup berbagai macam hal, mulai dari yang memberikan rasa nyaman kepada orang lain hingga yang menciptakan kegembiraan. Memilih arketipe yang tepat untuk bisnis Anda sangatlah penting. Namun, pertama-tama, tinjau kembali arketipe klasik dan pahami perannya dalam menciptakan hubungan yang mendalam dengan target pasar Kamu.
The Innocent (Si Polos)
Tujuan: Bahagia
Ciri-ciri: Berusaha menjadi baik, murni, muda, optimis, sederhana, bermoral, romantis, setia
Kelemahan: Bisa terlihat naif atau membosankan
Niche Pemasaran: Perusahaan dengan nilai-nilai kuat, dianggap dapat dipercaya, handal, dan jujur, berhubungan dengan moralitas, kebajikan baik, kesederhanaan, dan bisa membawa nostalgia
Contoh: Sabun Dove, Coca-Cola, Tisu Kamar Mandi Cottonelle
Picture: The Coca-Cola Company
Dalam pemasaran globalnya, Coca-Cola mempromosikan konsep persatuan dan kebersamaan, yang melampaui batasan budaya dan bahasa. Iklan-iklan mereka sering kali menonjolkan nilai-nilai universal seperti cinta, kebahagiaan, dan kesederhanaan, yang relevan dengan arketipe "The Innocent."
The Regular Guy or Gal (Orang Biasa)
Tujuan: Ingin merasa diterima atau terhubung dengan orang lain
Ciri-ciri: Sederhana, mendukung, setia, bersahabat, seperti tetangga, mudah terhubung dengan orang lain
Kelemahan: Bisa kurang memiliki identitas yang khas dan terlalu menyatu
Niche Pemasaran: Sentuhan biasa, kebajikan yang solid, memberikan rasa kebersamaan
Contoh: Home Depot, eBay
Picture: Adweek
Home Depot memposisikan dirinya sebagai toko untuk semua orang, baik profesional maupun DIY (Do It Yourself) enthusiasts. Mereka mengkomunikasikan pesan bahwa siapa pun, dengan keterampilan apa pun, bisa melakukan proyek rumah sendiri dengan bantuan produk dan layanan mereka. Ini menunjukkan bahwa mereka mendukung dan memberdayakan "orang biasa" dalam meraih pencapaian mereka sendiri.
The Hero (Pahlawan)
Tujuan: Membantu memperbaiki dunia
Ciri-ciri: Berani, gagah, terhormat, kuat, percaya diri, inspiratif
Kelemahan: Bisa terlihat sombong atau jauh
Niche Pemasaran: Membuat dampak positif di dunia, menyelesaikan masalah besar atau menginspirasi orang lain untuk melakukannya
Contoh: Nike, BMW, Duracell
Picture: sbnation
Slogan ikonik Nike, "Just Do It," adalah manifestasi dari arketipe "The Hero." Ini adalah seruan untuk bertindak, mendorong orang untuk melampaui batas mereka dan menghadapi tantangan dengan tekad dan keberanian. Slogan ini menggambarkan keyakinan bahwa setiap orang memiliki potensi untuk menjadi pahlawan dalam kehidupan mereka sendiri.
The Outlaw (Pemberontak)
Tujuan: Melanggar aturan dan melawan otoritas
Ciri-ciri: Pemberontak, ikonik, liar, membuka jalan untuk perubaha
Kelemahan: Bisa terlalu jauh dan dipandang negatif
Niche Pemasaran: Agen perubahan, advokat untuk yang terpinggirkan, memungkinkan orang melampiaskan atau melawan konvensi
Contoh: Harley-Davidson, Virgin (Richard Branson)
Picture: Harley-Davidson
Harley-Davidson memposisikan dirinya sebagai simbol kebebasan dan pemberontakan. Sepeda motor mereka sering dikaitkan dengan gaya hidup yang menentang aturan dan norma-norma sosial. Brand ini menarik bagi mereka yang ingin melarikan diri dari kehidupan sehari-hari yang biasa dan merasakan kebebasan di jalan terbuka.
The Explorer (Penjelajah)
Tujuan: Menemukan kepuasan melalui penemuan dan pengalaman baru
Ciri-ciri: Gelisah, petualang, ambisius, individualis, independen, pionir
Kelemahan: Mungkin tidak sesuai dengan arus utama
Niche Pemasaran: Menyenangkan, pengambil risiko, autentik
Contoh: Indiana Jones, Jeep, Red Bull
Picture: Brand Vision
Slogan “Red Bull Gives You Wings”, Slogan ikonik ini adalah inti dari pesan "The Explorer." Ini mengkomunikasikan bahwa Red Bull memberi konsumen energi dan dorongan untuk melampaui batas mereka, mencoba hal-hal baru, dan menjelajahi dunia dengan penuh semangat. Slogan ini selaras dengan keinginan eksplorasi dan kebebasan untuk menjelajahi dunia tanpa batas.
The Creator (Pencipta)
Tujuan: Menciptakan sesuatu yang bermakna dan bernilai tahan lama
Ciri-ciri: Kreatif, imajinatif, artistik, inventif, wirausaha, non-konformis
Kelemahan: Bisa perfeksionis atau tidak praktis
Niche Pemasaran: Visioner, membantu pelanggan mengekspresikan atau menciptakan, dan memupuk imajinasi mereka
Contoh: Lego, Crayola
Lego memasarkan produknya sebagai alat untuk melepaskan kreativitas dan imajinasi, baik bagi anak-anak maupun orang dewasa. Dengan memberikan kebebasan untuk membangun apa saja dari blok-blok Lego, merek ini mendorong pengguna untuk menjadi pencipta dalam dunianya sendiri, yang selaras dengan arketipe "The Creator."
The Ruler (Pemimpin)
Tujuan: Mengendalikan, menciptakan ketertiban dari kekacauan
Ciri-ciri: Pemimpin, bertanggung jawab, terorganisir, panutan, administrator
Kelemahan: Bisa kurang memiliki koneksi umum, atau terlalu otoritatif atau mengendalikan
Niche Pemasaran: Membantu orang menjadi lebih terorganisir, mengembalikan ketertiban, menciptakan lebih banyak stabilitas dan keamanan dalam dunia yang kacau
Contoh: Microsoft, Barclays, Mercedes-Benz
Microsoft telah lama memposisikan dirinya sebagai pemimpin di industri teknologi, terutama dalam bidang perangkat lunak dengan sistem operasi Windows dan aplikasi produktivitas seperti Microsoft Office. Posisi ini menekankan peran Microsoft sebagai penentu standar dalam dunia teknologi, sesuai dengan karakteristik arketipe "The Ruler."
The Magician (Penyihir)
Tujuan: Membuat impian menjadi kenyataan, menciptakan sesuatu yang istimewa
Ciri-ciri: Visioner, karismatik, imajinatif, idealis, spiritual
Kelemahan: Bisa mengambil risiko yang berujung pada hasil buruk
Niche Pemasaran: Membantu orang mengubah dunia mereka, menginspirasi perubahan, memperluas kesadaran
Contoh: Disney, Wizard of Oz, Apple
Picture: Medium - Quilt.AI
Apple dikenal sebagai perusahaan yang terus-menerus menghadirkan inovasi yang mengubah cara orang berinteraksi dengan teknologi. Produk seperti iPhone, iPad, dan MacBook tidak hanya memperkenalkan teknologi baru tetapi juga merevolusi industri, mengubah kehidupan sehari-hari penggunanya. Apple berperan sebagai "The Magician" yang mampu mengubah teknologi kompleks menjadi alat yang intuitif dan mempesona.
The Lover (Pencinta)
Tujuan: Menciptakan keintiman, menginspirasi cinta
Ciri-ciri: Penuh gairah, sensual, intim, romantis, hangat, berdedikasi, idealis
Kelemahan: Bisa terlalu mengorbankan diri atau kurang membumi
Niche Pemasaran: Membantu orang merasa dihargai, terhubung, menikmati keintiman, membangun hubungan
Contoh: Victoria’s Secret, Godiva Chocolate, Marie Claire
Picture: Ads of the World
Godiva memasarkan produknya sebagai lebih dari sekadar cokelat; mereka adalah pengalaman yang memanjakan indera. Kemasan yang mewah, tekstur halus, dan rasa yang kaya semuanya dirancang untuk memberikan kenikmatan sensual yang mendalam, mengundang konsumen untuk menikmati setiap gigitan sebagai momen kebahagiaan.
The Caregiver (Penjaga)
Tujuan: Merawat dan melindungi orang lain
Ciri-ciri: Peduli, keibuan, pengasuh, tidak egois, murah hati, penuh kasih
Kelemahan: Bisa dimanfaatkan, diabaikan, atau dieksploitasi
Niche Pemasaran: Membantu orang merawat diri mereka sendiri, melayani publik melalui layanan kesehatan, pendidikan, atau program bantuan
Contoh: Sup Campbell, Johnson & Johnson, Heinz
Picture: Creative Bloq
Heinz dikenal sebagai merek yang menawarkan produk-produk yang nyaman dan familiar, seperti saus tomat (ketchup) dan sup, yang telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari banyak orang. Produk-produk ini sering diasosiasikan dengan makanan rumahan yang nyaman, yang menciptakan perasaan aman dan terawat, sejalan dengan arketipe "The Caregiver."
The Jester (Si Badut)
Tujuan: Membawa kegembiraan ke dunia
Ciri-ciri: Menyenangkan, memiliki rasa humor, ringan hati, nakal, tidak sopan
Kelemahan: Bisa terlihat sembrono atau tidak menghormati
Niche Pemasaran: Membantu orang bersenang-senang atau menikmati apa yang mereka lakukan, memungkinkan orang menjadi lebih impulsif dan spontan
Contoh: Motley Fool, Ben & Jerry’s, IKEA
IKEA sering menggunakan humor dan elemen-elemen yang menghibur dalam kampanye pemasarannya. Iklan-iklan mereka cenderung ringan, kreatif, dan sering kali memiliki twist yang lucu, seperti kampanye "Lamp" yang mengejek kesedihan atas benda yang tidak lagi digunakan. Ini mencerminkan sikap tidak terlalu serius dan mengajak konsumen untuk menikmati momen-momen kecil dalam hidup.
The Sage (Bijak)
Tujuan: Membantu dunia mendapatkan kebijaksanaan dan wawasan
Ciri-ciri: Berpengetahuan, sumber informasi yang dapat dipercaya, bijaksana dan cerdas, bijaksana, analitis, mentor, penasihat
Kelemahan: Bisa terlalu kontemplatif atau terlalu berpendapat
Niche Pemasaran: Membantu orang memahami dunia dengan lebih baik, menyediakan informasi praktis dan analisis
Contoh: BBC, PBS, Google, Philips
Picture: The AD Digest
Philips dikenal karena inovasinya yang berakar pada riset ilmiah dan teknologi canggih. Baik dalam bidang elektronik konsumen, peralatan medis, atau pencahayaan, Philips selalu mengutamakan solusi yang didukung oleh penelitian dan pengembangan mendalam, mencerminkan sifat arketipe "The Sage" yang selalu mencari pengetahuan dan kebenaran.
——
Memahami dan memanfaatkan arketipe merek kamu bisa jadi kunci buat terhubung dengan audiens secara lebih emosional dan mendalam. Dengan menyelaraskan kepribadian merek kamu sama nilai dan aspirasi pasar target, kamu bisa bikin kesan yang awet dan bangun komunitas yang loyal.
Di Mutualist Creatives, kita jagoan dalam menghidupkan arketipe ini, menciptakan identitas yang relate dan inspiratif. Kalau kamu siap buat ngangkat merek kamu ke level berikutnya dan nyeritain kisah yang bener-bener bermakna, tim kita siap bantuin di setiap langkahnya. Yuk, kita bikin sesuatu yang luar biasa bareng—karena merek kamu layak dapetin yang terbaik.
Brand perlu menjalin hubungan yang mendalam dan bermakna dengan audiens mereka untuk membangun keaslian, loyalitas, dan kepercayaan. Brand Archetypes menawarkan kerangka kerja yang didasarkan pada psikologi manusia, yang membantu perusahaan Kamu menciptakan hubungan yang bernilai dan berarti.
"Your brand is a story unfolding across all customer touch points."
by Jonah Sachs
Poin Penting
Arketipe (archetype) secara umum berarti ciri khas atau prototipe.
Archetype dalam psikologi Carl Jung adalah jenis kepribadian dasar yang turun-temurun pada manusia.
Brand archetype adalah citra yang mewakili suatu brand berdasarkan 12 jenis pola kepribadian dasar pada manusia.
Archetype terdiri dari 12 jenis, yakni innocent, explorer, sage, hero, outlaw, magician, everyman, lover, jester, caregiver, creator, dan ruler.
Kamu pasti punya seorang teman sekelas yang suka membuat lelucon dan bertingkah lucu. Tingkah laku dan kepribadiannya sering membuatmu tertawa dan merasa terhibur. Ada juga murid yang karismatik dan sering terpilih menjadi ketua kelas. Ia selalu mendapatkan suara terbanyak karena dianggap memiliki kemampuan untuk memimpin. Arahan darinya bisa membuat kelas yang tadinya ribut menjadi tenang dan tertib.
Dalam Brand Archetypes, teman yang suka melucu adalah tipe the jester, sedangkan ketua kelas adalah the ruler. Pertanyaannya, apakah kamu sadar bahwa kepribadian si badut kelas dan ketua kelas mungkin juga mencerminkan ‘kepribadian’ dari merek produk yang kamu gunakan sehari-hari?
Apa Manfaat Brand Archetype untuk Brand?
Setiap brand harus memiliki kepribadian yang konsisten dan autentik agar mudah dikenali, dibedakan, dan diingat oleh konsumen.
Persona yang humanis membuat audiens merasa lebih terhubung, sehingga mereka tidak hanya melihat brand sebagai pabrik yang hanya mencari keuntungan.
Kepribadian pada brand secara keseluruhan disebut sebagai identitas merek (brand identity). Ini mencakup elemen visual seperti warna, pemilihan font, grafik, dan logo; serta elemen tekstual dan audio, seperti slogan, nada bicara, hingga gaya bahasa.
Bagaimana perusahaan menentukan dan memastikan konsistensi personanya? Di sinilah Brand Archetypes berperan penting.
Pengertian Brand Archetype
Brand archetype adalah gambaran yang mewakili suatu merek berdasarkan 12 jenis pola kepribadian dasar pada manusia.
Bagi brand, persona ini berguna untuk menyusun strategi dan menyampaikan pesan dengan cara yang tepat dan konsisten.
Karena brand bukan individu seperti manusia, kepribadiannya ditampilkan secara kolektif melalui berbagai media, seperti unggahan media sosial, logo, papan iklan, podcast, iklan TV, hingga video pendek.
12 Jenis Brand Archetype
Ada 12 arketipe klasik. Arketipe-arketipe ini mencakup berbagai macam hal, mulai dari yang memberikan rasa nyaman kepada orang lain hingga yang menciptakan kegembiraan. Memilih arketipe yang tepat untuk bisnis Anda sangatlah penting. Namun, pertama-tama, tinjau kembali arketipe klasik dan pahami perannya dalam menciptakan hubungan yang mendalam dengan target pasar Kamu.
The Innocent (Si Polos)
Tujuan: Bahagia
Ciri-ciri: Berusaha menjadi baik, murni, muda, optimis, sederhana, bermoral, romantis, setia
Kelemahan: Bisa terlihat naif atau membosankan
Niche Pemasaran: Perusahaan dengan nilai-nilai kuat, dianggap dapat dipercaya, handal, dan jujur, berhubungan dengan moralitas, kebajikan baik, kesederhanaan, dan bisa membawa nostalgia
Contoh: Sabun Dove, Coca-Cola, Tisu Kamar Mandi Cottonelle
Picture: The Coca-Cola Company
Dalam pemasaran globalnya, Coca-Cola mempromosikan konsep persatuan dan kebersamaan, yang melampaui batasan budaya dan bahasa. Iklan-iklan mereka sering kali menonjolkan nilai-nilai universal seperti cinta, kebahagiaan, dan kesederhanaan, yang relevan dengan arketipe "The Innocent."
The Regular Guy or Gal (Orang Biasa)
Tujuan: Ingin merasa diterima atau terhubung dengan orang lain
Ciri-ciri: Sederhana, mendukung, setia, bersahabat, seperti tetangga, mudah terhubung dengan orang lain
Kelemahan: Bisa kurang memiliki identitas yang khas dan terlalu menyatu
Niche Pemasaran: Sentuhan biasa, kebajikan yang solid, memberikan rasa kebersamaan
Contoh: Home Depot, eBay
Picture: Adweek
Home Depot memposisikan dirinya sebagai toko untuk semua orang, baik profesional maupun DIY (Do It Yourself) enthusiasts. Mereka mengkomunikasikan pesan bahwa siapa pun, dengan keterampilan apa pun, bisa melakukan proyek rumah sendiri dengan bantuan produk dan layanan mereka. Ini menunjukkan bahwa mereka mendukung dan memberdayakan "orang biasa" dalam meraih pencapaian mereka sendiri.
The Hero (Pahlawan)
Tujuan: Membantu memperbaiki dunia
Ciri-ciri: Berani, gagah, terhormat, kuat, percaya diri, inspiratif
Kelemahan: Bisa terlihat sombong atau jauh
Niche Pemasaran: Membuat dampak positif di dunia, menyelesaikan masalah besar atau menginspirasi orang lain untuk melakukannya
Contoh: Nike, BMW, Duracell
Picture: sbnation
Slogan ikonik Nike, "Just Do It," adalah manifestasi dari arketipe "The Hero." Ini adalah seruan untuk bertindak, mendorong orang untuk melampaui batas mereka dan menghadapi tantangan dengan tekad dan keberanian. Slogan ini menggambarkan keyakinan bahwa setiap orang memiliki potensi untuk menjadi pahlawan dalam kehidupan mereka sendiri.
The Outlaw (Pemberontak)
Tujuan: Melanggar aturan dan melawan otoritas
Ciri-ciri: Pemberontak, ikonik, liar, membuka jalan untuk perubaha
Kelemahan: Bisa terlalu jauh dan dipandang negatif
Niche Pemasaran: Agen perubahan, advokat untuk yang terpinggirkan, memungkinkan orang melampiaskan atau melawan konvensi
Contoh: Harley-Davidson, Virgin (Richard Branson)
Picture: Harley-Davidson
Harley-Davidson memposisikan dirinya sebagai simbol kebebasan dan pemberontakan. Sepeda motor mereka sering dikaitkan dengan gaya hidup yang menentang aturan dan norma-norma sosial. Brand ini menarik bagi mereka yang ingin melarikan diri dari kehidupan sehari-hari yang biasa dan merasakan kebebasan di jalan terbuka.
The Explorer (Penjelajah)
Tujuan: Menemukan kepuasan melalui penemuan dan pengalaman baru
Ciri-ciri: Gelisah, petualang, ambisius, individualis, independen, pionir
Kelemahan: Mungkin tidak sesuai dengan arus utama
Niche Pemasaran: Menyenangkan, pengambil risiko, autentik
Contoh: Indiana Jones, Jeep, Red Bull
Picture: Brand Vision
Slogan “Red Bull Gives You Wings”, Slogan ikonik ini adalah inti dari pesan "The Explorer." Ini mengkomunikasikan bahwa Red Bull memberi konsumen energi dan dorongan untuk melampaui batas mereka, mencoba hal-hal baru, dan menjelajahi dunia dengan penuh semangat. Slogan ini selaras dengan keinginan eksplorasi dan kebebasan untuk menjelajahi dunia tanpa batas.
The Creator (Pencipta)
Tujuan: Menciptakan sesuatu yang bermakna dan bernilai tahan lama
Ciri-ciri: Kreatif, imajinatif, artistik, inventif, wirausaha, non-konformis
Kelemahan: Bisa perfeksionis atau tidak praktis
Niche Pemasaran: Visioner, membantu pelanggan mengekspresikan atau menciptakan, dan memupuk imajinasi mereka
Contoh: Lego, Crayola
Lego memasarkan produknya sebagai alat untuk melepaskan kreativitas dan imajinasi, baik bagi anak-anak maupun orang dewasa. Dengan memberikan kebebasan untuk membangun apa saja dari blok-blok Lego, merek ini mendorong pengguna untuk menjadi pencipta dalam dunianya sendiri, yang selaras dengan arketipe "The Creator."
The Ruler (Pemimpin)
Tujuan: Mengendalikan, menciptakan ketertiban dari kekacauan
Ciri-ciri: Pemimpin, bertanggung jawab, terorganisir, panutan, administrator
Kelemahan: Bisa kurang memiliki koneksi umum, atau terlalu otoritatif atau mengendalikan
Niche Pemasaran: Membantu orang menjadi lebih terorganisir, mengembalikan ketertiban, menciptakan lebih banyak stabilitas dan keamanan dalam dunia yang kacau
Contoh: Microsoft, Barclays, Mercedes-Benz
Microsoft telah lama memposisikan dirinya sebagai pemimpin di industri teknologi, terutama dalam bidang perangkat lunak dengan sistem operasi Windows dan aplikasi produktivitas seperti Microsoft Office. Posisi ini menekankan peran Microsoft sebagai penentu standar dalam dunia teknologi, sesuai dengan karakteristik arketipe "The Ruler."
The Magician (Penyihir)
Tujuan: Membuat impian menjadi kenyataan, menciptakan sesuatu yang istimewa
Ciri-ciri: Visioner, karismatik, imajinatif, idealis, spiritual
Kelemahan: Bisa mengambil risiko yang berujung pada hasil buruk
Niche Pemasaran: Membantu orang mengubah dunia mereka, menginspirasi perubahan, memperluas kesadaran
Contoh: Disney, Wizard of Oz, Apple
Picture: Medium - Quilt.AI
Apple dikenal sebagai perusahaan yang terus-menerus menghadirkan inovasi yang mengubah cara orang berinteraksi dengan teknologi. Produk seperti iPhone, iPad, dan MacBook tidak hanya memperkenalkan teknologi baru tetapi juga merevolusi industri, mengubah kehidupan sehari-hari penggunanya. Apple berperan sebagai "The Magician" yang mampu mengubah teknologi kompleks menjadi alat yang intuitif dan mempesona.
The Lover (Pencinta)
Tujuan: Menciptakan keintiman, menginspirasi cinta
Ciri-ciri: Penuh gairah, sensual, intim, romantis, hangat, berdedikasi, idealis
Kelemahan: Bisa terlalu mengorbankan diri atau kurang membumi
Niche Pemasaran: Membantu orang merasa dihargai, terhubung, menikmati keintiman, membangun hubungan
Contoh: Victoria’s Secret, Godiva Chocolate, Marie Claire
Picture: Ads of the World
Godiva memasarkan produknya sebagai lebih dari sekadar cokelat; mereka adalah pengalaman yang memanjakan indera. Kemasan yang mewah, tekstur halus, dan rasa yang kaya semuanya dirancang untuk memberikan kenikmatan sensual yang mendalam, mengundang konsumen untuk menikmati setiap gigitan sebagai momen kebahagiaan.
The Caregiver (Penjaga)
Tujuan: Merawat dan melindungi orang lain
Ciri-ciri: Peduli, keibuan, pengasuh, tidak egois, murah hati, penuh kasih
Kelemahan: Bisa dimanfaatkan, diabaikan, atau dieksploitasi
Niche Pemasaran: Membantu orang merawat diri mereka sendiri, melayani publik melalui layanan kesehatan, pendidikan, atau program bantuan
Contoh: Sup Campbell, Johnson & Johnson, Heinz
Picture: Creative Bloq
Heinz dikenal sebagai merek yang menawarkan produk-produk yang nyaman dan familiar, seperti saus tomat (ketchup) dan sup, yang telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari banyak orang. Produk-produk ini sering diasosiasikan dengan makanan rumahan yang nyaman, yang menciptakan perasaan aman dan terawat, sejalan dengan arketipe "The Caregiver."
The Jester (Si Badut)
Tujuan: Membawa kegembiraan ke dunia
Ciri-ciri: Menyenangkan, memiliki rasa humor, ringan hati, nakal, tidak sopan
Kelemahan: Bisa terlihat sembrono atau tidak menghormati
Niche Pemasaran: Membantu orang bersenang-senang atau menikmati apa yang mereka lakukan, memungkinkan orang menjadi lebih impulsif dan spontan
Contoh: Motley Fool, Ben & Jerry’s, IKEA
IKEA sering menggunakan humor dan elemen-elemen yang menghibur dalam kampanye pemasarannya. Iklan-iklan mereka cenderung ringan, kreatif, dan sering kali memiliki twist yang lucu, seperti kampanye "Lamp" yang mengejek kesedihan atas benda yang tidak lagi digunakan. Ini mencerminkan sikap tidak terlalu serius dan mengajak konsumen untuk menikmati momen-momen kecil dalam hidup.
The Sage (Bijak)
Tujuan: Membantu dunia mendapatkan kebijaksanaan dan wawasan
Ciri-ciri: Berpengetahuan, sumber informasi yang dapat dipercaya, bijaksana dan cerdas, bijaksana, analitis, mentor, penasihat
Kelemahan: Bisa terlalu kontemplatif atau terlalu berpendapat
Niche Pemasaran: Membantu orang memahami dunia dengan lebih baik, menyediakan informasi praktis dan analisis
Contoh: BBC, PBS, Google, Philips
Picture: The AD Digest
Philips dikenal karena inovasinya yang berakar pada riset ilmiah dan teknologi canggih. Baik dalam bidang elektronik konsumen, peralatan medis, atau pencahayaan, Philips selalu mengutamakan solusi yang didukung oleh penelitian dan pengembangan mendalam, mencerminkan sifat arketipe "The Sage" yang selalu mencari pengetahuan dan kebenaran.
——
Memahami dan memanfaatkan arketipe merek kamu bisa jadi kunci buat terhubung dengan audiens secara lebih emosional dan mendalam. Dengan menyelaraskan kepribadian merek kamu sama nilai dan aspirasi pasar target, kamu bisa bikin kesan yang awet dan bangun komunitas yang loyal.
Di Mutualist Creatives, kita jagoan dalam menghidupkan arketipe ini, menciptakan identitas yang relate dan inspiratif. Kalau kamu siap buat ngangkat merek kamu ke level berikutnya dan nyeritain kisah yang bener-bener bermakna, tim kita siap bantuin di setiap langkahnya. Yuk, kita bikin sesuatu yang luar biasa bareng—karena merek kamu layak dapetin yang terbaik.
CV. Mutualist Megah Makmur
Copyright 2024 by Mutualist Creatives
Mutualist Creatives, a leading Indonesian design agency (Agensi Design Indonesia), goes beyond stunning visuals. We're a passionate team crafting strategic branding design, illustration, website design, and social media marketing design to elevate your brand and help your business flourish. We offer a full spectrum of creative services, from crafting a captivating logo to designing websites that resonate with your audience. Contact us today and see how Mutualist Creatives can become your trusted design partner.
CV. Mutualist Megah Makmur
Copyright 2024 by Mutualist Creatives
Mutualist Creatives, a leading Indonesian design agency (Agensi Design Indonesia), goes beyond stunning visuals. We're a passionate team crafting strategic branding design, illustration, website design, and social media marketing design to elevate your brand and help your business flourish. We offer a full spectrum of creative services, from crafting a captivating logo to designing websites that resonate with your audience. Contact us today and see how Mutualist Creatives can become your trusted design partner.